Masalah Penting Sama dengan Bahaya yang Mengintai
Salam, Sobat Newmedia. Siapa yang tidak kenal dengan karbon monoksida alias CO, gas berbahaya yang ditemukan di lingkungan sekitar kita? Gas tak berwarna dan tidak berbau ini sering kali dihasilkan oleh mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil, bahkan bisa terbentuk ketika sebuah barang terbakar. Pada suhu tinggi, karbon monoksida ini bisa menghasilkan api biru yang terkenal sebagai ciri khas api kompor gas.
Namun, ada hal yang penting disadari dengan karbon monoksida. Gas ini sangatlah berbahaya jika terhirup dalam konsentrasi tinggi, bahkan dalam level yang rendah sekalipun masih bisa menyebabkan kerusakan pada kesehatan kita.
Sebagai seorang manusia yang bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan, maka penting bagi kita untuk memahami seluk beluk dari gas ini, mulai dari sifat kimianya, risiko yang dibawa serta tak lupa upaya yang terus-menerus dilakukan dalam menghadapi bahaya yang mengintai. Yuk, mari kita pelajari seputar karbon monoksida lebih dalam dalam artikel jurnal ini.
Pengertian Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang terbentuk ketika karbon terbakar tidak sempurna akibat kekurangan oksigen selama proses pembakaran. Gas ini berupa gas beracun, tak berwarna, tak berasa mulut atau tidak terlihat. Gas ini seringkali disebut sebagai pembunuh senyap karena sangat berbahaya tanpa dapat diketahui oleh indera manusia. Karbon monoksida banyak digunakan dalam industri, perumahan, dan kendaraan bermotor sebagai produk sampingan dari mesin pembakaran, selain itu juga merupakan gas yang terdapat di dalam lingkungan.
Gas Karbon monoksida berbahaya karena ia dapat menempel pada hemoglobin dalam darah pada taraf 300 kali lebih kuat daripada oksigen, sehingga menghambat sintesis protein dan asam nukleat serta menyebabkan kekurangan oksigen yang akhirnya mengakibatkan kerusakan atau bahkan kematian. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan dan informasi yang detil mengenai gas karbon monoksida urgen bagi kesehatan dan keselamatan manusia.
Karakteristik Karbon Monoksida
Karbon monoksida memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sifat Fisik | Tak berwarna, tak berasa, dan tidak berbau pada kadar rendah |
Masa Jenis | 1,25 g/L pada suhu 0⁰ C dan tekanan satu atm |
Kelarutan | Cukup larut dalam air dan alkohol |
Point Tiga | -191,5⁰ C atau 81,6 K |
Kombinasi dari sifat-sifat di atas yang membuat karbon monoksida begitu berbahaya. Pasalnya, meskipun gas ini tidak memiliki warna ataupun bau, namun dampak buruknya tetap bisa menghancurkan kesehatan tubuh kita.
Konsentrasi Bahaya Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida sangatlah berbahaya, bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah sekalipun. Menurut The United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA), efek kesehatan karbon monoksida dapat terlihat pada 9 ppm (part per million) dalam waktu lama. Adapun untuk paparan efektif, karbon monoksida berbahaya pada tingkat konsentrasi sebagai berikut:
Konsentrasi | Waktu | Gejala |
50 ppm | 8 jam | Sakit kepala, lelah, dan mual |
100 ppm | 15 menit | Sakit kepala, lelah, dan mual |
200 ppm | 2-3 jam | Sakit kepala, lelah, dan mual |
400 ppm | 1-2 jam | Sakit kepala dan mual yang parah |
800 ppm | 45 menit | Mengakibatkan pusing, mual dan muntah |
1,600 ppm | 20 menit | Mengiritasi mata |
6,400 ppm | 5 menit | Kematian dalam rentang waktu 0 – 1 jam |
Semua efek tersebut sangatlah berbahaya, maka dari itu perlu dilakukan tindakan pencegahan ketika terkena paparan karbon monoksida. Selalu pastikan lingkungan tempat tinggal Anda aman dari ketidaklangsungan pembakaran dalam ruangan tertutup seperti mengaktifkan ventilasi dan pemasangan alarm karbon monoksida. Selain itu, selalu melakukan perawatan berkala pada alat-alat pembakaran di rumah dan tempat kerja seperti alat pemadam api, kompor gas, dan alat pemanas.
Bahaya Karbon Monoksida
Bahaya dari paparan karbon monoksida diantaranya yakni:
Berisiko terkena keracunan karbon monoksida
Saat terpapar dalam waktu lama pada konsentrasi yang tinggi, gas berbahaya ini dapat mengakibatkan keracunan karbon monoksida. Antara gejala lain yang dialami adalah sakit kepala, pusing, sesak napas, mual, lelah, dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Saat terkena keracunan karbon monoksida, maka dapat memicu anemia pada sel darah merah di dalam tubuh yang dapat menyebabkan hipoksia jaringan, kehilangan kesadaran atau kematian mendadak.
Berisiko mengidap kanker
Menurut banyak penelitian bahwa paparan karbon monoksida pada tingkat paparan bisa meningkatkan resiko kanker paru dan saluran napas lainnya.
Berisiko terhadap kesehatan jangka panjang
Meskipun dalam level kecil, paparan karbon monoksida bisa mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang seperti penyakit jantung koroner serta sulit tidur dan depresi.
Berisiko terhadap kehamilan
Perempuan yang terkena paparan karbon monoksida dalam waktu lama memiliki risiko tinggi terkena risiko gagal janin dan bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
Berisiko terhadap sirkulasi darah
Paparan karbon monoksida pada konsentrasi yang tinggi menjadikan otot-otot jantung lebih rapuh dan terhindar dari asupan darah yang memadai. Hal ini sangatlah membahayakan karena otot jantung yang tidak mampu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup bisa mengakibatkan gangguan jantung dan bahkan bisa menyebabkan serangan jantung yang mematikan.
Berisiko terhadap keracunan
Jika terpapar gas karbon monoksida, maka dapat terkena keracunan yang menyebabkan kebingungan, pusing, merasa mual, serta merasakan sakit kepala. Bahkan, jika terpapar gas karbon monoksida dalam waktu yang lama, maka dapat menyebabkan sesak napas, kerusakan pada organ tubuh, bahkan hingga kematian.
Berisiko terhadap kehidupan liar
Paparan karbon monoksida bisa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan karena merusak rayap pemakan kayu serta mematikan hewan berukuran kecil lainnya seperti ikan, serangga dan hewan kecil lainnya yang tinggal di dalam tanah.
Cara Mengidentifikasi Bahaya Paparan Karbon Monoksida
Lalu bagaimana cara mengidentifikasi bahaya paparan karbon monoksida? Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat membantu mengidentifikasinya, di antaranya seperti:
Namaun dan sakit kepala
Obat-obatan seperti antalgin dan paracetamol biasanya digunakan untuk meredakan sakit kepala akibat paparan karbon monoksida. Jika hal tersebut tiba-tiba terjadi, pastikan untuk membuka jendela atau pintu dan keluar dari ruangan tempat terjadinya paparan karbon monoksida.
Mau hawa yang bersih menjadi kotor
Gas karbon monoksida sangatlah mudah meresap ke dalam udara, sehingga dapat merubah suasana udara yang bersih menjadi lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, jika terdapat bau yang menyengat atau aroma yang aneh dari suatu lingkungan, maka pastikan untuk keluar dan mendapatkan udara yang segar serta aman.
Pinggang nyeri
Sakit perut dan pinggang yang tiba-tiba terjadi dari pangkal pinggang hingga tulang belikat bisa menjadi tanda keracunan karbon monoksida. Ketika mengalami hal seperti ini, segera cari udara segar dan jangan lama-lama tinggal di lingkungan yang berbahaya.
Penurunan kesadaran
Dalam kondisi tertentu, paparan karbon monoksida pada kadar yang sangat tinggi mampu menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak dan saraf pusat. Saat terjadi, maka dapat menyebabkan kesadaran lemah dan disorientasi cognitive bahkan hingga kematian dalam masalah-masalah tertentu. Oleh karena itu, waspadalah ketika terkena dampak buruk akibat paparan karbon monoksida.
Sesak napas
Jika mengalami kesulitan dalam bernapas atau napas membengkak ketika terkena paparan gas beracun non-curry seperti karbon monoksida, ketahuilah bahwa hal tersebut bisa berbahaya dan memicu terjadinya kerusakan jangka panjang pada kesehatan tubuh kita.
Risiko Paparan Karbon Monoksida
Risiko paparan karbon monoksida cukup tinggi, namun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi risiko paparan karbon monoksida yakni:
Faktor Lingkungan
Suasana lingkungan yang sangat terpengaruh oleh sumber-sumber udara yang mencemar dan berbahaya bisa menjadi faktor penyebab paparan karbon monoksida. Misalnya saja lingkungan yang pedalaman, lingkungan kawasan pabrik yang penuh dengan mesin-mesin berbahan bakar dan pemukiman yang sulit untuk mendapatkan akses udara segar serta jauh dari kota yang ramai.
Faktor Cuaca
Relative HUmidity (RH) atau tingkat kelembaban udara serta temperatur yang ekstrem menjadi salah satu faktor peningkatan konsentrasi karbon monoksida yang seringkali terjadi di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis.
Faktor Kebiasaan Merokok
Jumlah asap yang dikeluarkan dari rokok atau puntung rokok terbilang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan bisa mengandung kadar karbon monoksida yang tinggi di dalamnya. Seperti yang kita tahu, merokok tidak berarti hanya membahayakan kesehatan perokok aktif saja, namun juga orang di sekitar mereka.